Kanker rektum adalah penyakit yang penting, bukan karena ini merupakan salah satu kanker paling umum di dunia berkembang, tetapi juga karena prognosis dan komplikasinya setelah pengobatan begitu bergantung pada ahli bedah yang menangani pasien tersebut.
Hasil akhir setelah pengobatan penyakit apa pun secara erat berkaitan dengan
Dua faktor utama tidak secara langsung bergantung pada keterampilan maupun strategi pengelolaan ahli bedah, kecuali sebagai hasil tidak langsung dari pendeteksian lebih dini dengan peningkatan pemeriksaan. Bagaimanapun, pengelolaan kanker rektum dipengaruhi oleh keterampilan operasi ahli bedah serta strategi pengelolaan ahli bedah tersebut.
Keterampilan mengoperasi mempengaruhi hasil akhir pengobatan, karena pembedahan tidak sama dengan pengobatan internal. Pembedahan bukan sekadar ilmiah, tetapi juga merupakan karya seni. Sebagai ilmiah, jenis reseksi yang dilakukan oleh ahli bedah, misalnya, TME, APR, prosedur Hartmann atau teknik penyelamatan sfingter, dll., telah membuktikan konsekuensi permanen dan temporer pada prognosis serta kualitas hidup pasien. Sebagai karya seni, keterampilan bedah dan cara mengayunkan pisau bedah oleh setiap individu, berbeda-beda. Oleh sebab itu, pembedahan akan memiliki efek hebat, atau bahkan lebih hebat sebagai karya ilmiah yang dihadirkannya. Jarak ambang anus sebesar 3 hingga 4 cm mungkin secara ilmiah ditakdirkan untuk ablasi (pengangkatan) anus pada kasus kanker rektum bawah bagi sebagian besar ahli bedah, tetapi secara artistik, hal ini mungkin hanya merupakan anus lain yang perlu diselamatkan oleh ahli bedah artistik yang terampil.
Penggunaan atau penyalahgunaan kemo dan radio terapi oleh ahli bedah, juga akan mempengaruhi hasil akhir pada pasien dalam perawatan ahli bedah. Sekali lagi, ilmiah tentu akan membantu sebagian pasien yang menderita kanker rektum besar padat atau yang terperangkap dengan penambahan radioterapi atau kemoterapi untuk memungkinkan pembedahan yang lebih konservatif atau kuratif apabila alternatifnya adalah pembedahan ablatif dibandingkan kematian akibat kambuhan. Namun demikian, ahli onkologi juga mengacu ke ilmiah untuk menunjukkan bahwa kambuhan panggul setempat menurun secara signifikan dari 6 ke 3 persen dengan penambahan kemoterapi dan radioterapi pada TME dan karenanya, semua pasien kanker rektum; umumnya pada stadium 2 hingga 3; memerlukan terapi dampingan. Rujukan ilmiah mempertaruhkan reputasi ahli bedah, karena 3 dari seratus pasien yang akan kambuh tanpa pengobatan dampingan, dan melupakan bahwa 93 dari seratus pasien akan mendapatkan pengobatan yang mahal dan berpotensi membahayakan bagi penyakit yang sudah disembuhkan oleh pembedahan. Namun demikian, dengan karya seni, ahli bedah berpengalaman dan terampil dapat memilih, manakah dari pasiennya yang mungkin berisiko lebih tinggi daripada pasien lainnya, dan yang mungkin memerlukan terapi dampingan. Pandangan artistik ini dipertajam dengan pendidikan ilmiah serta pengetahuan yang diperoleh melalui kelihaian seorang pakar yang mampu secara sekilas membedakan karya seni dari sampah, dan mampu mengatakan, torehan mana yang menyembuhkan dan mana yang memerlukan pengerjaan lebih jauh agar dapat mengimbangi.
Ahli bedah berdasarkan pendidikan dalam ilmu bedah, mampu mengevaluasi kelayakan berbagai pilihan terapi, apakah melalui bedah atau obat, sesuai pengaplikasiannya pada pasiennya, dan berdasarkan keterampilannya dalam seni bedah untuk menilai akurasi dan keindahan hasil karyanya untuk menentukan kebutuhan pengobatan tambahan di luar apa yang sudah dia berikan kepada pasiennya sewakktu pengangkatan kanker pasien.
Silahkan isi formulir atau info kontak di bawah ini untuk menghubungi kami . Kami akan hadir untuk pertanyaan Anda / umpan balik secepat kami bisa. Terima kasih!
Seow-Choen Colorectal Centre Pte Ltd |
290 Orchard Road |
#06-06 Paragon Shopping Centre |
Singapore 238859 |
Telp: | 6738 6887 |
Faks: | (65) 6738 3448 |
Email: | info@colorectalcentre.com |
Jam Operasi: | |
Senin sampai Jumat: | 9am - 5pm |
Duduk: | 9am - 1pm |
Ditutup pada hari Minggu dan Libur |